BADUNG, DINAMIKAPOLITIK.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI terus memperkuat pengawasan dan peningkatan kualitas layanan telekomunikasi dan informatika di Indonesia. Dalam upayanya, Direktorat Pengendalian Direktorat Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Ditjen PPI) Kemkominfo RI melalui Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT) aktif mengawasi pelaksanaan layanan tersebut.
Dany Swardany, Direktur Jenderal PPI Kemenkominfo RI, menyampaikan pentingnya pengawasan menyeluruh dalam penyelenggaraan telekomunikasi dan penyiaran di Indonesia. Dalam Sosialisasi Pusat Monitoring Telekomunikasi, Pos, dan Penyiaran untuk Provinsi dan Kabupaten Kota se-Bali-NTB-NTT di Aryaduta Hotel, Kuta, Kabupaten Badung, Kamis (30/11) .
Dany menjelaskan peran PMT sebagai alat untuk memastikan layanan sesuai dengan standar dan komitmen yang dijanjikan.
PMT, yang didirikan tiga tahun lalu, menyediakan data real-time terkait pos telekomunikasi dan penyiaran. Dany menegaskan bahwa PMT memberikan informasi terkini mengenai kualitas layanan telekomunikasi, pos, dan penyiaran. Lebih dari itu, PMT berusaha memberikan manfaat optimal bagi pemerintah, operator, dan masyarakat.
Dany melanjutkan bahwa PMT telah aktif dalam pengukuran kualitas telepon, SMS, dan internet di hampir 500 Kabupaten/Kota. Melalui aplikasi Sigmon yang terintegrasi dengan sistem dashboard PMT, pengukuran ini memberikan informasi langsung tentang kualitas layanan. Dengan fitur tambahan, aplikasi Sigmon memungkinkan pengguna untuk mengetahui sinyal dan penyelenggara fixed broadband di titik tertentu di suatu wilayah.
Dalam arahannya, Dany berharap kerjasama yang baik antara pusat dan daerah, khususnya Dinas Kominfo, guna mendapatkan data akurat dari PMT. Data ini diharapkan menjadi rujukan penting dalam penyusunan kebijakan pemda, dengan tujuan utama pemerataan akses dan pelayanan prima di seluruh daerah Indonesia.
Ketua Tim Pusat Monitoring Telekomunikasi Kemenkominfo RI, Indra Apriadi, melaporkan bahwa cakupan layanan mobile broadband telah mencapai 96,84% area pemukiman di Indonesia untuk 4G, sementara 2,50% area pemukiman telah terlayani 5G. Untuk layanan fixed broadband, kabel laut sepanjang 116.133 km dan kabel serat optik di darat sepanjang 654.387,98 km, serta 1.757.640 titik optical distribution point (ODP).
“Hasil pengukuran monitoring kualitas layanan menunjukkan peningkatan rata-rata kecepatan internet di Indonesia setiap tahun. Pada tahun 2021, rata-rata kecepatan download sekitar 21,51 Mbps, meningkat menjadi 33,48 Mbps pada tahun 2022, dan terus meningkat menjadi 38,91 Mbps pada tahun 2023,” tambahnya.[*dp]