JEMBRANA, DIANMIKAPOLITIK.com – Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, turut serta dalam gerakan nasional penanaman pohon serentak yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di seluruh Indonesia pada Minggu (14/1).
Acara penanaman pohon serentak di Provinsi Bali difokuskan di Dusun Blimbingsari, Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya, Jembrana.
Meskipun acara penanaman pohon serentak nasional berpusat di Serang, Banten, dengan kehadiran Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Provinsi Bali, bersama provinsi lainnya, mengikuti secara virtual.
Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Bali, menyatakan bahwa upaya-upaya dalam penghijauan merupakan langkah nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan, yang memiliki dampak positif terhadap kehidupan dan sumber penghidupan.
“Penanaman pohon berarti kita menjaga sumber kehidupan kita sekaligus sumber penghidupan kita. Makanya saya sangat berterima kasih dan mengapresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini,” ujar Sekda Dewa Indra.
Birokrat asal Pemaron, Buleleng ini menambahkan bahwa Provinsi Bali, melalui Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, terus menjadikan program penghijauan sebagai prioritas dalam berbagai jenis acara dan hari-hari penting. “Berkat upaya kita semua, luas tutupan hutan kita terus mengalami perbaikan dan kita tidak henti-hentinya melaksanakan penghijauan di tiap momen,” tambahnya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya Bakar, dalam sambutan yang dibacakan Staf Ahli Bidang Konstitusional Masyarakat dan Kemitraan Kelik Wirawan, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret untuk mengatasi perubahan iklim, memulihkan kualitas lingkungan hidup, dan mendukung percepatan rehabilitasi hutan dan lahan.
Kegiatan penanaman pohon serentak menjadi rangkaian dari agenda yang telah dilaksanakan pada 30 Desember 2023, dan akan dilanjutkan dengan penanaman pada bulan Februari hingga April 2024. Menanam pohon tidak hanya memiliki fungsi ekonomi, tetapi juga memiliki fungsi sosial dan ekologis, seperti memberikan nilai edukatif, menjaga ketersediaan air, serta sebagai habitat berbagai makhluk hidup.
Dampak perubahan iklim, seperti keterlambatan musim tanam, gagal panen, dan penurunan produktivitas tanaman, menjadi perhatian Menteri LHK RI. Oleh karena itu, menanam pohon dianggap sebagai ibadah yang memberikan kebaikan dan manfaat untuk alam dan makhluk lainnya.
Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali Nusra, Ni Nyoman Santi, menjelaskan bahwa kegiatan penanaman pohon dilaksanakan di lahan seluas 2 hektar di Dusun Blimbingsari. Sebanyak 250 bibit pohon alpukat, durian, dan manggis ditanam pada hari tersebut. Total penanaman pohon di Provinsi Bali mencapai 720 ribu batang, tersebar di 24 kebun bibit rakyat di 6 kabupaten dengan luasan 1800 hektar.
Bibit pohon yang ditanam dipilih berdasarkan jenis-jenis yang sesuai dengan kondisi agroklimat setempat, termasuk bibit kayu-kayuan, penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), buah-buahan, dan jenis multi-purpose tree species (MPTS). Bibit diperoleh dari persemaian KLHK di seluruh Indonesia, termasuk pusat-pusat persemaian skala besar, persemaian permanen, dan pembibitan lainnya.[*dp]